Myanmar merupakan salah satu negara yang di dominasi oleh umat budha. Dan mungkin kamu merasa ragu untuk mengunjungi Myanmar. Andita Frida menuliskan pengalamannya saat mengunjungi Myanmar, yang ternyata banyak kesamaan dalam gaya hidup dengan masyarakat muslim. Simak ceritanya berikut.
Salah satu negara berbudaya menarik lainnya yang terletak di Asia Tenggara adalah Myanmar. Sering disebut dengan kata lain Burma, Myanmar menjadi salah satu negara dengan kaum Buddha terbanyak di negaranya, dengan kuil dan pagoda dimana-mana. Walaupun begitu, Myanmar memiliki beberapa kesamaan dalam gaya hidup masyarakat Muslim lho. Jadi, jangan ragu untuk mengunjungi Myanmar apabila Anda seorang Muslim, karena masih banyak restoran halal, masjid dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat tersebut yang tergolong Muslim-friendly. Berikut beberapa contohnya:
Budaya Minum Teh
(Foto: tnktravel.com)
Sering kita ketahui, bahwa di negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara seperti Turki, Moroko, Jordan, Oman, dan Mesir itu sangat menghargai budaya minum teh. Tidak jarang kita menemukan berbagai macam brand atau racikan Moroccan tea atau Turkish tea dalam kehidupan sehari-hari. Ternyata di Myanmar, terutama di ibu kota Yangon, budaya minum teh sangatlah diperlukan dan menjadi salah satu kegiatan yang wajib dilakukan terutama oleh para laki-laki. Kegiatan ini akan sering Anda temukan di sore hari, dimana para pengunjung dapat duduk-duduk santai sambil bercengkerama.
Di Yangon, Anda akan sering menemukan Tea Shop atau Kedai Teh, yaitu kedai yang menjual makanan dan minuman di beberapa jalan kecil dekat pertokoan. Uniknya, kedai-kedai tersebut justru menyediakan tempat duduk dan meja kecil di luar areanya agar para tamunya dapat duduk sambil menikmati lalu lalang kegiatan di luar. Bahkan beberapa kedai akan menaruh meja dan kursi hampir ke tengah jalan! Teh khas Myanmar adalah teh racikan rempah yang dilengkapi dengan susu. Jangan ditanya soal rasanya, sudah pasti nikmat!
Pakaian Tradisional yang Modest
Hal yang unik saya temukan di Myanmar, adalah dimana-mana orang memakai sarung! Hampir mirip seperti umat Muslim yang ingin solat bukan? Tapi ini bukan sarung biasa, tapi Longyi, itulah sebutannya dalam Bahasa Burma. Longyi adalah sarung atau kain tradisional Myanmar yang biasa digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Laki-laki dan perempuan biasanya memiliki motif longyi yang berbeda, dan cara memakainya pun beda. Untuk laki-laki, biasanya diikat pada bagian tengah, sedangkan perempuan diikatkan di samping pinggul. Pada saat acara yang lebih formal, atau saat bekerja biasanya longyi merekapun disesuaikan dengan motif dan warna yang lebih bagus. Hampir sama seperti umat Muslim, pakaian yang digunakan dengan longyi juga lebih cenderung tertutup atau modest.
Makanan Sehat dan Halal
Jangan salah sangka, walaupun bukan negara Islam atau dengan penduduk Muslim yang banyak, di Myanmar kamu juga tetap dapat menikmati makanan-makanan halal dan sehat! Kenapa sehat? Sudah termasuk budaya orang Buddha yang menerapkan keseimbangan gaya hidup dan kesehatan di kegiatan sehari-hari, maka akan sering juga kamu menemukan makanan vegetarian di Myanmar. Salah satu makanan khas Myanmar yang sehat adalah Tea Leaf Salad, yaitu salad sayur dengan daun teh, kacang-kacangan, tomat dan sayur-sayuran lainnya. Selain sehat, biasanya salad tersebut menggunakan saus atau dressing yang asam manis sehingga segar untuk dikonsumsi! Selain Tea Leaf Salad, Myanmar juga memiliki menu khas yaitu Shan Noodle dan Fish Curry. Shan Noodle berupa mie putih dengan topping ayam atau ikan, sedangkan Fish Curry adalah gulai ikan khas Myanmar yang rasanya gurih dengan sentuhan asam kemanisan. Enak!
Selain makanan yang sehat, makanan halal juga ada lho! Terdapat beberapa restoran berlogo Halal di beberapa kota besar, termasuk di Yangon. Pilihannya kurang lebih mirip dengan makanan Asia lainnya, namun sudah pasti aman untuk para Muslim yang berkunjung!
Kegiatan Beribadah
(Foto: South China Morning Post)
Walaupun dikelilingi oleh pagoda dan kuil, Myanmar memiliki populasi Muslim yang cukup berperan di masyarakat setempat. Di Yangon, saya pun dapat dengan mudah menemukan beberapa Masjid besar. Lantunan adzan di setiap lima waktu solatpun tidak asing didengar oleh masyarakat beragam budaya dan agama ini. Sedikit tips untuk memasuki Masjid di Myanmar untuk perempuan, perhatikan dulu daerah sekitarannya, jika lebih banyak laki-laki, ada kemungkinan perempuan tidak dibolehkan masuk ke dalam masjid tersebut, karena ada area khusus lainnya untuk perempuan. Jangan lupa juga untuk tetap berpakaian sopan dan menutup aurat, tentunya Anda akan lebih nyaman dan tenang beribadah di dalamnya.